Achieving the Dream Alongside of You

Saturday, November 11, 2017

Jerawat. Kayaknya masalah kulit yang satu ini bisa jadi musuh bersama umat manusia. Belum lagi buat yang kulitnya sensitif dan sangat mudah berjerawat, kayaknya dengar kata jerawat saja sudah membuat kulit terasa gatal dan hati sesak.
Penulis sendiri pernah mengalami masa-masa kegelapan yang dikenal sebagai masa jerawat lagi subur-suburnya. Segala jenis pembersih dicoba, tidak ada yang cocok, yang ada jerawat justru makin subur dan berkembang biak di wajah. Pada akhirnya penulis terpaksa menyelesaikan permasalahan kulit ini ke ahlinya, dokter kulit.
Sama halnya dengan sang adik, yang juga sedang mengalami masa-masa kelam ini. Produk-produk pembersih yang dia pakai juga tidak efektif jadinya makin parah jerawatnya. Diborong juga deh ke dokter kulit yang terkenal, Dr. Kun Jayanata SPKK(K) Dr. Kun kemudian memberikan sejumlah penjelasan mengenai sejumlah bahan yang rupanya tidak baik dikandung di dalam produk perawatan kulit buat yang berjerawat.
Bahan apa saja sih yang dimaksud? Pasti akan membuat kalian kaget karena ada dua kandungan yang dilarang yaitu: Tea Tree, dan Sulfur.
Loh? Tea Tree dan Sulfur bukannya bagus untuk kulit? Memang, tapi tampaknya untuk kulit yang sangat sensitif terhadap jerawat sebaiknya ketiga kandungan tersebut dihindari dulu. Bahkan Dr. Kun bilang lebih baik cuci muka pakai sunlight dibandingkan pakai pencuci muka yang mengandung ketiganya. Selain itu perlu kita hindari penggunaan produk cuci muka yang mengandung scrub, karena scrub justru akan merusak lapisan kulit yang sudah sensitif. Dan yang paling penting adalah jauhi facial, soalnya ternyata facial justru membuat kulit kita berlubang-lubang setelah jerawat. Jadinya tidak bisa mulus lagi deh. Selain itu juga ternyata kita dianjurkan untuk berhenti mengkonsumsi vitamin E berlebihan, karena kebanyakan vitamin E justru tidak baik buat kulit.
Jadi sekarang sebenarnya jenis produk apa sih yang aman untuk kulit yang berjerawat?
Ternyata produk pembersih wajah yang aman buat kulit berjerawat itu banyak loh, selama menjauhi tiga pantangan di atas. Jadi produk pembersih muka apa saja yang aman buat yang berjerawat? Berikut diantaranya:
  1. Clean and Clear Facial Foaming Wash
sumber: https://www.cleanandclear.co.id/produk/clean-clear-foaming-facial-wash#cara-bekerja (9/11/2017)
Produk pembersih wajah yang terbuat dari gel dan lebih banyak busanya memang lebih dianjurkan untuk kulit berjerawat dan Clean and Clear Foaming Facial Wash dari Johnson and Johnson ini menjadi alternatif pembersih muka yang cukup aman untuk kulit sensitif. Selain itu sabun ini juga bisa mengurangi minyak berlebih tanpa menjadikan kulit menjadi terlalu kering. Sabun ini menjadi pilihan yang aman banget buat yang takut jerawatnya kambuh.
2. Clean and Clear Acne Clearing Cleanser
sumber: https://www.cleanandclear.co.id/sites/cleanandclear_id/files/styles/product_image/public/acne_clearing_cleanser.png?itok=cR8wB51P (9/11/2017)
Produk ini selain harganya yang terjangkau, cocok banget buat yang kulitnya sensitif dan mudah berjerawat karena mengandung salicylic acid yang masuk hingga ke dalam pori untuk melawan bakteri penyebab jerawat.
3. Acnes Foaming Wash
sumber: https://www.prosehat.com/wp-content/uploads/2016/02/Acnes-Foaming-Wash-100ml.jpg (9/11/2017)
Produk dari Acnes ini memang khusus untuk mengatasi kulit yang berjerawat. Kandungan mentol nya membuat kulit terasa segar dan halus, selain itu vitamin C nya juga sangat bagus buat kulit. Sabun cuci muka ini bisa membantu menghilangkan komedo dan kotoran berlebih secara efektif.
4. Acnes Natural Care Complete White Face Wash
sumber: http://image.femaledaily.com/dyn/400/images/prod-pics/product_1433835603_Acnes_atur_800x800.jpg (9/11/2017)
Varian yang satu ini dari Acnes selain mampu mengurangi masalah jerawat namun juga mampu memutihkan wajah dan menyamarkan bekas jerawat. Produknya juga lembut dan aman buat kulit.
5. Sebamed Clear Face Anti Bacteria Cleansing Foam
sumber: http://www.sebamed.co.uk/skin-hair/wp-content/uploads/2016/05/CLEAR-FACE_CLEANSING-FOAM.jpg (11/11/2017)
Produk yang satu ini terkenal efektif buat mengurangi jerawat di wajah. Selain itu buat kulit yang lagi sensitif-sensitifnya, kandungan PH sudah disesuaikan agar wajah tidak perih atau justru malah timbul jerawat lebih banyak. Bagus banget buat yang mau mulai memulihkan jerawat. Produk ini cocok baik buat kulit berminyak ataupun normal.
6. Cetaphil Gentle Skin Cleanser
Sumber: https://media.allure.com/photos/59023bd57da179416ac6b43c/master/pass/allure-rca-2017-cetaphil-cleanser-review.jpg (11/11/2017)
Seperti namanya, produk ini merupakan produk pembersih wajah yang sangat lembut dan aman buat wajah yang sensitif. Di dalamnya tidak terdapat formula sabun hingga sangat aman untuk segala jenis kulit bahkan untuk kulit bayi sekalipun. Kalau buat bayi saja aman, apalagi buat kulit kamu.

7. Garnier Light Complete Multi Action Brightening Foam

Produk ini bagus buat kulit yang berjerawat ataupun yang ingin menghilangkan bekas jerawat. Dengan kandungan lemonnya bisa mencerahkan kulit yang kusam serta kandungan spf nya bisa melindungi kulit yang terkena paparan sinar matahari.

Keseluruhan produk ini merupakan produk yang aman buat kulit kamu yang berjerawat. Seringkali perawatan yang paling efektif bagi kulit yang berjerawat adalah hanya dengan rajin membersihkannya, namun dengan produk-produk pembersih wajah yang lembut dan aman buat kulit kita. Selamat berjuang melawan jerawat!

Tuesday, October 31, 2017



Tidak pernah terbayangkan hari itu bagi Toni, seorang gadis berusia 15 tahun bahwa ia akan terlibat dalam kejadian yang akan menghantuinya hingga puluhan tahun mendatang. Hari itu, Laurie, temannya yang lebih tua dua tahun darinya serta Hope teman terdekatnya, datang menjemput dirinya untuk menemui teman baru mereka yang bernama Melinda. Dia tak pernah bertemu Melinda, tapi mendengar bahwa Melinda memiliki kesamaan latar belakang dengan anggota geng mereka yang lainnya yang sama-sama berasal dari keluarga yang berantakan ia yakin mereka akan bisa dekat dengan cepat. Di saat ia bertemu dengan Melinda, ia terkagum-kagum karena gadis berusia 15 tahun ini sangatlah cantik dan murah senyum dengan rambut yang hitam menawan. Namun Toni bisa melihat dibalik senyuman Melinda, ada kemarahan yang tertahan. Hari itu Melinda ikut bersama mereka, namun Toni menyaksikan pisau yang dibawa teman barunya tersebut.

Di mobil, Melinda menyatakan ia ingin menggunakan pisau tersebut untuk menakut-nakuti seorang gadis berusia 12 tahun bernama Shanda karena telah merebut pacarnya. Toni tidak ingin terlibat, tapi ia tidak bisa menolak untuk ikut bersama mereka. Toni menolak menjadi orang yang menjemput Shanda, ia juga menolak menjadi salah satu orang yang menyiksa gadis 12 tahun itu hingga berdarah-darah. Ia menolak menyaksikan darah keluar dari tubuh Shanda. Tapi ia diam saja. Ia diam saja saat Shanda di bagasi mobil mereka bertiga meronta-ronta kesakitan. Ia diam saja saat Laurie dan Melinda bangun untuk kembali menikamkan pisau ke dada Shanda  agar gadis kecil itu mati. Tapi Shanda masih hidup, sepanjang perjalanan Toni dengan sahabat-sahabatnya hingga sampai kerumah Laurie, Shanda masih hidup, Meskipun begitu Toni tetap membisu. Dia menyadari horor yang baru saja dilakukan oleh teman-temannya, saat mereka tertawa-tawa di mobil membicarakan hal mengerikan yang baru saja mereka lakukan terhadap seorang anak perempuan, anak perempuan yang dimaksud tersebut masih hidup, sekarat di bagasi mobil mereka. Hingga akhirnya ia menemui ajalnya saat Laurie dan Melinda memutuskan untuk membakar Shanda hidup-hidup.

Toni memang tidak terlibat, bukan dia yang menculik Shanda dari rumah orang tuanya, bukan ia yang menyiksa Shanda hingga sekarat, atau membakar gadis cilik itu hingga tewas. Namun diamnya dirinya sepanjang peristiwa tersebut menewaskan seorang anak perempuan. Karena diamnya Toni merupakan hal yang menjadikan usaha Shanda bertahan hidup di balik bagasi mobil gadis-gadis remaja tersebut sia-sia. Shanda pada akhirnya tewas juga, tiga kali ditikam di dada dengan jarak waktu yang berbeda tak membuat gadis cilik itu tewas, api yang disulut oleh kemarahan Melinda lah yang pada akhirnya menghentikan perjuangan Shanda.
Dua dari remaja ini membunuh anak 12 tahun, satu ikut terlibat penyiksaan, dan satu hanya diam.
Kasus Toni merupakan kasus pembunuhan terkenal di Amerika yang melibatkan 4 orang anak remaja yang terlibat dalam pembunuhan seorang anak perempuan berusia 12 tahun yang terjadi pada tahun 1992. Toni tidak sendiri. Banyak remaja yang memilih diam begitu menghadapi permasalahan seperti bullying. Pada awalnya, seperti Toni mereka mungkin sudah terbiasa dengan kekerasan sehingga apa yang terjadi di hadapan mereka adalah hal yang normal. Intimidasi, sedikit ancaman dan gertakan mungkin itu saja yang akan terjadi sehingga Toni dan remaja lainnya memilih untuk diam saja. Namun begitu kekerasan menjadi suatu hal normal, yang terjadi berikutnya jika tidak segera diatasi hanyalah eskalasi. Tidak jarang kekerasan dari bullying berakhir kematian, seperti yang terjadi di Sukabumi pada bulan Agustus silam yang menewaskan anak SD berusia 8 tahun. Siapa yang menyangka anak SD bisa membunuh temannya sendiri?

Hal yang disebut dengan desensitization, atau berkurangnya hingga menghilangnya respon terhadap peristiwa atau pengaruh negatif dikarenakan hal tersebut diekspos secara terus-menerus adalah hal yang menjadi realita saat ini. Dan sayangnya untuk memunculkan reaksi dalam kondisi masyarakat atau lingkungan yang sudah ter-desensitization, hanya bisa dengan diekspos oleh eskalasi kekerasan yang lebih. Untuk memberhentikan proses ini hanyalah dengan kemunculan kesadaran dari para saksi dari kekerasan bahwa yang terjadi bukanlah hal yang normal, kekerasan adalah kekerasan dan perlu dihentikan.

Banyak dari orang yang hendak bersaksi atas peristiwa yang terjadi mungkin ketakutan akan keselamatan dirinya. Remaja-remaja ini mungkin takut dianggap sebagai pengadu, takut dijauhi, takut menjadi target berikutnya dari bullying sehingga memutuskan untuk memilih diam. Akan tetapi diam bukanlah terlepas dari tanggung jawab atas peristiwa yang terjadi. Diam juga memiliki pertanggungjawabannya sendiri. Shanda akan masih hidup hingga sekarang, mungkin menikah dan memiliki keturunan jika Toni tidak memilih diam. Budaya diam hanya akan menciptakan masyarakat yang menormalisasikan kekerasan. Jadi ajarkan remaja-remaja ini tanggung jawab dan beban dari diam. Bahwa diam bukan selamanya emas.


Ingatkan mereka kembali akan suara-suara mereka yang berharga, yang bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Ajarkan mereka untuk berhenti diam. Ajarkan mereka untuk tidak takut menyampaikan apa yang mereka saksikan. Di Indonesia sudah terdapat lembaga yang siap memberikan perlindungan bagi mereka yang mau bersaksi, arahkan mereka ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) jika mereka siap bersuara. LPSK siap memberikan perlindungan apapun yang mereka butuhkan agar mereka bisa terjamin keselamatannya baik perlindungan identitas, tempat tinggal dan keamanan yang lainnya. Sehingga diam bukan lagi pilihan. 


Referensi: 
Lewis, Bob (January 31, 1993). "Thinking the Unthinkable: What Led 4 Teens to Torture, Murder Child?". Los Angeles Times. Retrieved August 24, 2016.
Lohr, David. "Death of Innocence - The Murder of Young Shanda Sharer". Crimelibrary.com. Chapter 9 Dead?. Archived from the original on April 10, 2014. Retrieved August 24, 2016.