Achieving the Dream Alongside of You

Wednesday, April 6, 2011

Belakangan gara-gara April Mop aku jadi sedih. Admin-admin di suatu blog yang sangat kugemari pada resign semua. Tadinya aku pikir ini cuma bercanda karena mereka resign bertepatan dengan April Mop, tapi ternyata salah. Mereka serius. Omong kosong dengan April Mop. Harapan yang tinggal dikit itu menghilang begitu saja.

Dari pada membaca curhatan saya, mending kita bahas sedikit tentang April Mop. Event yang satu ini dirayakan oleh semua orang dengan canda tawa baik yang non-muslim maupun muslim. Tapi jika umat Muslim mengetahui asal mula dirayakannya April Mop, masih kalian mau merayakannya? Kenyataannya, sejarah April Mop lebih tragis daripada sejarah Valentine. Jika kalian merayakan kematian seorang pendeta di Hari Valentine, masih bisa dipahami. Tapi saat kalian merayakan April Mop, sungguh, rasa kemanusiaan kalian telah hilang.

Mari kita simak sama-sama tragedi di balik April Mop.

 April MOP, Tragedi Genosida Terhadap Muslim Spanyol

April mop, tragedi pembantaian umat islam spanyol.
Tiap tanggal 1 April, ada saja orang—terutama anak-anak muda—yang merayakan hari tersebut dengan membuat aneka kejutan atau sesuatu keisengan. April Fools Day, demikian orang Barat menyebut hari tanggal 1 April atau lebih popular disebut sebagai ‘April Mop’. Namun tahukah Anda jika perayaan tersebut sesungguhnya berasal dari sejarah pembantaian tentara Salib terhadap Muslim Spanyol yang memang didahului dengan upaya penipuan? Inilah sejarahnya yang disalin kembali sebagiannya dari buku “Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, halloween: So What?”
SEJARAH APRIL MOP
Perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan kepuasan itu sesungguhnya berawal dari satu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau The April’s Fool Day berawal dari satu episode sejarah muslim Spanyol di tahun 1487 atau bertepatan dengan 892 H. Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada baiknya menengok sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam.
Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah bisa dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walau sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan.
Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, maka banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, namun mereka sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan secara Islami. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur’an tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur’an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.
selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun mereka selalu gagal. telah beberapa kali dicoba tapi selalu tidak berhasil. Dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol. Akhirnya mata-mata itu menemukan cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni pertama-tama harus melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya.
Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari ketimbang baca Qur’an. Mereka juga mengirim sejumlah ulama palsu yang kerjanya meniup-niupkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.
Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang idbantai, juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, semuanya dihabisi dengan sadis.
Satu persatu daerah di Spanyol jatuh, Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen terus mengejar mereka.
ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka. “Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol, setelah ini maka kami tidak lagi memberikan jaminan!” demikian bujuk tentara Salib.
Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa dari orang Islam diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka Mereka segera bersiap untuk meninggalkan Granada bersama-sama menuju ke kapal-kapal tersebut. Mereka pun bersiap untuk berlayar.
Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada yang keluar dari rumah-rumahnya dengan membawa seluruh barang-barang keperluannya beriringan jalan menuju pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tentara Salib bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumahnya. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang Telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika para tentara Salib itu membakari rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.
Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan hanya bisa terpana ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. sedang tentara Salib itu telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.
Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib itu segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buas tentara Salib terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak berdaya.
seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia Kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The Aprils Fool Day).
Bagi umat Islam April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya seiman disembelih dan dibantai oleh tentara Salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak pantas jika ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Sebab dengan ikut merayakan April Mop, sesungguhnya orang-orang Islam itu ikut bergembira dan tertawa atas tragedi tersebut. Siapa pun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, beberapa abad silam.
Dan Tambanhannya..
Sekitar 80 akademisi dari Spanyol, Tunisia, Aljazair, Maroko, Prancis, dan beberapa negara lainnya berdiskusi dalam sebuah forum internasional tentang umat Islam yang secara kolektif diasingkan dari Granada 400 tahun lalu.
Pada 1492, setelah jatuhnya Kota Granada-Andalusia, sebagian besar umat Islam diasingkan dari bumi Islam, Andalusia (Spanyol). Sementara itu sisanya dipaksa masuk agama Kristen. Tidak cukup dengan hal demikian, umat Islam pun mengalami siksaan yang memilukan setiap tahunnya, yaitu dibakar hidup-hidup.
Saat ini, banyak umat Islam Spanyol yang menyadari bahwa leluhur mereka merupakan muslim Andalusia.
9 April 2009 lalu genap sudah 400 tahun terjadinya salah satu gerakan pengusiran terbesar sepanjang sejarah, yang mengeluarkan muslim Andalus yang telah hidup di bumi tumpah darahnya selama 8 abad, sekaligus juga membangun peradaban Islam yang gemilang dan menjadi salah satu peradaban yang paling penting.
Para sejarawan memperkirakan jumlah umat Islam yang diusir ada sekitar 250 ribu–350 ribu jiwa. Hal itu mengindikasikan bahwa sebagian mereka pergi ke pantai utara Maroko dan sisanya pergi ke Tunisia.
Seorang penulis kenamaan Spanyol Juan Guytesillo menyatakan peristiwa tersebut sebagai pengusiran sekaligus pemusnahan etnis dan agama yang pertama kali terjadi di Eropa.
Penulis Spanyol lainnya, Emilio Paistorius mengatakan bahwa pengusiran bangsa Moor (muslim) dari Andalusia merupakan kejahatan terbesar kedua. Sedangkan kejahatan terbesar yang pertama adalah pencurian buku-buku milik kaum muslimin oleh Ratu Isabella, yang kemudian dibakar di depan pintu gerbang ar-Raml (Bab al-Raml), Granada, kecuali buku-buku kedokteran Islam.
Islam bercokol di semenanjung Iberia (Andalusia, kini Spanyol, Portugal dan Andorra) selama kurang lebih 8 abad (8–16 M). Selama rentan waktu itu pula, Islam mampu menyulap semenanjung yang semula daerah pinggiran itu menjadi salah satu pusat peradaban dunia dan sentral ilmu pengetahuan sejagat. Ribuan cendikiawan, jutaan jilid buku, dan ratusan bangunan bersejarah Arab-Islami mengabadikan kisah kegemilangan peradaban Islam di bumi Andalusia itu.
Dan dari Islam-Andalusia pula, bangsa Eropa (kembali) mengenal ilmu pengetahuan hingga akhirnya mengilhami abad pencerahan, aufklarung, renaissance, dan kebangkitan di benua itu.
Transmisi ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang beralur dari Andalusia ke kota-kota Eropa lainnya.
Filsuf Inggris abad pertengahan Roger Bacon menyatakan, kebangkitan Eropa sangat berhutang kepada peradaban Islam Andalusia.

Now that's the fact guys!

Sunday, March 20, 2011


1. “Butuh waktu lima tahun untuk sampai ke tempat saya, sekarang saya tidak menyesal sekalipun. Saya sangat bahagia.. Saya pikir setiap tahun yang berlalu saya telah lebih banyak belajar hal-hal baru. Saya tidak menyesal. ” -Gina Choi (G.NA)
2. “Semuanya akan baik selama Anda melakukan yang terbaik Karena jika Anda melakukannya, tidak akan ada penyesalan..” -Tiffany (SNSD)
3. “Kami masing-masing memiliki sejarah kita sendiri.” -Yong Junhyung (BEAST)
4. “Saya tidak suka berkelahi.” -Seungri (Big Bang)
5. “Orang yang paling berharga dalam hidup adalah orang yang tepat di depan mata Anda..” -Junho (2PM)
6. “Jangan khawatir, hanya percaya pada SS501 dan itu sudah cukup.” -Kim Hyun Joong (SS501)
7. “Saya lebih suka hanya memikirkan segala sesuatu secara positif.” -Minzy (2NE1)
8. “Setelah itu, saya hanya melepaskan kewarasan saya dan menikmatinya.” -Dara (2NE1)
9. “Saya pikir semua orang di dunia ini harus dicintai.” -Taemin (SHINEE)
10. “Leeteuk hyung lebih kuat daripada Kangin. Kangin hyung memiliki kekuatan di luar tapi dia lebih kuat di dalam ~” -Sungmin (Super Junior)
11. “Saya tidak tahu sekarang. Perkawinan adalah sesuatu yang ingin saya lakukan dengan seseorang yang aku suka..” -Victoria f(x)
12. “Sepuluh tahun berlalu seperti peluru.” -BoA
13. “Karena tujuan kami adalah untuk menjadi kelompok tari terbaik di Asia, saya percaya bahwa keragaman membantu kita mencapai itu.” -Luna f(x)
14. “Kami benar-benar menyenangkan dan lucu dalam kehidupan nyata tapi kami harus kuat mengendalikan diri.” -Junyoung (ZE;A)
15. “Jangan pernah lupa untuk tersenyum.” -Taemin (SHINEE)
16. “Saya ingin belajar untuk mengekspresikan diri melalui bahasa serta musik dan tari.” -Changmin (DBSK)
17. “Saya bisa mengatasi pikiran negatif dan perasaan akumulasi dalam diriku, melalui musik.” -Taeyang (Big Bang)
18. “Bagi saya, semua ibu di dunia adalah dewi saya.” -Yoseob (BEAST)
19. “Saya harap saya bisa bertemu seorang gadis lembut yang bisa menghabiskan hidup tanpa dikejar oleh waktu, kehidupan yang santai dan nyaman.” -Kyujong (SS501)
20. “Saya suka One Piece tapi saya juga suka Naruto!” -Cheondung (MBLAQ)
21. “Aku adalah tipe orang yang menjadi pemalu di depan orang-orang baru dan canggung untuk berbicara dan tertawa dengan mereka.” -Nana (Afterschool)
22. “Saya sangat suka komik, saya memiliki ratusan komik di rumah.” -Mir (MBLAQ)
23. “Ketika saya berbicara cepat, saya sering membuat kesalahan..” -Lizzie (Afterschool)
24. “Sekarang aku berpikir tentang hal itu, saya sangat berterima kasih kepada ibu saya.” -Nana (Afterschool)
25. “Tapi sekarang saya mencoba untuk memikirkan cara untuk mengetahui lagu dengan cara saya sendiri.” -BoA
26. “Itu sebabnya, jangan buang waktu anda untuk membenci siapapun. Kasihilah semua orang di sekitar Anda.” -Alexander (U-Kiss)
27. “Penampilan tidak penting, yang penting adalah bahwa mereka memiliki hati yang baik.” -Changmin (DBSK)
28. “Saya pikir saya sudah menjadi lebih sadar akan apa yang saya inginkan untuk diriku sendiri.” -Changmin (DBSK)
29. “Aku suka berpetualang” -BoA
30. “Anda harus gila untuk menjadi gila.” -Chansung (2PM)
31. “Di mana pun anak-anak pergi, saya ingin pergi bersama-sama dengan mereka.”-Heechul (ZE;A)
32. “Saya juga menulis buku harian terus menerus dengan perasaan.” -Changmin (DBSK)
33. “Fakta, perdamaian, dan pengampunan, adalah hal-hal yang kita butuhkan untuk mencapai perdamaian dunia.” -Kyujong (SS501)
34. “Jangan tergantung pada keberuntungan untuk memecahkan masalah.” -Kyujong (SS501)
35. “Jika saya bertemu wanita ideal saya, saya ingin langsung menikah dan mulai membuat dunia hanya untuk kami berdua..” -GDragon (Big Bang)
36. “Walaupun sulit, kami memiliki gairah kuat untuk melanjutkan.” -Luna f(x)
37. “Baru-baru ini … Ada saat-saat di mana aku merasa sangat kesepian.” -GDragon (Big Bang)
38. “Jika mimpi Anda masih hidup, maka suatu hari itu akan menjadi kenyataan.” -Seohyun (SNSD)
39. “Selalu tersenyum menjalani hidup Anda.” -YoungSaeng (SS501)
40. “Pertama, sesungguhnya ada banyak hal yang bisa kita pelajari.” -Taemin (SHINEE)

@cre: PICKOREA

Friday, February 25, 2011


Yang udah tahu SNSD pasti setuju kalau mereka tuh amat sangat cantik. Walaupun aku kurang suka ma mereka, tapi yang namanya fakta mau apa? Mereka memang amat cantik kok.

Nah ternyata rahasia kecantikan mereka tuh simpel-simpel aja, cuma butuh disiplin yang tinggi. Dan buat aku yang ceroboh, sembrono dan rada malesan ama penampilan sendiri, rahasia mereka belum satupun kulakuin. Jadi, kalau kalian mau mengecek keberhasilan resep ini jangan lihat aku. Oke?

SNSD sekali lagi menjadi berita utama karena ia berpartisipasi dalam pemotretan Dior. Sementara banyak netizens khawatir kalau idola Korea tidak akan mampu menangani merek terkenal di dunia kecantikan, SNSD malah memukau penggemar dengan foto2 mereka. Dalam sebuah wawancara dengan JoongAng Daily, SNSD mengungkapkan beberapa pemikiran mereka dan rahasia tentang bagaimana mereka selalu menjadi begitu cantik.
Pemotretan SNSD dinilai sangat sukses, danfoto menerima banyak pujian dari penggemar di seluruh dunia.
  • Tips Kecantikan
Setelah memulai debutnya di Jepang tahun lalu, SNSD menjadi lebih sibuk dari sebelumnya, dan sementara tidak banyak tidur dan sedikit mengalami stres namun mereka tetap memiliki cara terbaik untuk tetap cantik. Setiap member ternyata minum 1.5L air sehari (ini yang paling mudah menurutku)i. Menurut Sooyoung: “. Ini mungkin terdengar seperti sesuatu dari buku teks, tetapi air adalah yang terbaik Hal ini membantu kulit Anda dan energi tubuh Anda.”
Tiffany, member yang paling dikhususkan dengan mempertahankan kulitnya, mengungkapkan bahwa ia rajin memakai tabir surya setiap hari, bahkan jika dia meninggalkan asrama sebelum subuh. Selain itu, ketika kembali dari kerja sehari-hari, Tiffany mengatakan dia tidak akan pergi tidur tanpa menerapkan produk perawatan kulit dulu, tidak peduli seberapa lelah dia. Dengan rutin perawatan kulit di malam hari yang menaruh pelembab, krim mata, essence, dan memakai kosmetik untuk malam hari (nah kalau yang ini aku belum modal). Yuri menjelaskan bahwa semua perhatian pada kulit mereka adalah perlu karena: “Kita berada di bawah lampu yang kuat untuk waktu yang lama, itu jauh lebih mudah untuk merusak kulit kita”
Semua anggota SNSD juga mengatakan bahwa mandi adalah hal penting untuk mengendurkan otot di bahu dan kaki yang sakit dan mencegah jerawat di tubuh (yang ini nyindir saya...T__T). Mereka menyelesaikan rutinitas mereka dengan membasuh wajah mereka dengan air dingin. Sunny bilang: “Ada saat-saat di mana kita harus mempertaruhkan suatu hal demi jadwal di pagi harinya. Jadi para anggota mempertaruhkan nyawa mereka untuk memenangkan di pemainan batu-gunting-kertas untuk menggunakan kamar mandi di malam hari..”
  • Tips Diet
SNSD sebelumnya mengungkapkan kalau mereka hanya makan sebanyak 1500 kalori (itu makan apa aja tuh?) untuk rencana diet, dan diuraikan dengan mengatakan bahwa sebelum upacara penghargaan atau penampilan para member akan menyetop makan setelah jam 6 malam selama sekitar 10 hari (ini yang susah, makanan dirumah biasanya justru banyak kalo malam hari).
Ketika ditanya rahasia untuk kaki mereka, Yuri menjelaskan: “Saya pikir kita hanya dilahirkan dengan itu Ada banyak sekali di mana kami pergi di atas panggung dengan kaki bengkak .Tapi ada sedikit hal yang dilakukan yaitu menaruh Sooyoung yang memiliki kaki terpanjang dan tercantik di tengah, sisanya jadi kaki kita terlihat baik. “
Hyoyeon menambahkan: “Itu benar Jika kalian ingin terlihat cantik, kalian harus terus mempelajari diri Dari posisi kaki kalian, dengan sudut wajah kalian, kalian harus belajar dan mempraktekan apa yang terbaik untuk Anda.”
  • Tips Fashion
SNSD sering menjadi trend center dalam mode, mereka seperti terlihat keren dengan skinny jeans berwarna di “Gee” kelihatan unik dengan topi baseball di “Oh,” dan baju bergaris di “Hoot.” Namun, mereka mengungkapkan bahwa pada sehari-hari, semuanya memakai gaun santai dengan skinny jeans hitam atau leggins, dan kaus dengan atasan rajutan. Yuri cenderung memakai warna hitam, putih, atau netral dan dikatakan memiliki style ‘cha-do-Nyuh’ (gadis kota yang dingin).
Tiffany cenderung memakai baju rajutan yang menonjolkan bentuk tubuhnya. Dia menjelaskan: “Setelah memasuki usia 20-an, saya tidak suka memakai pakaian yang mencolok saya lebih suka memakai pakaian biasa dan menaruh perhatian lebih pada tas, topi, dan aksesoris lainnya..”
Kelompok ini setuju memilih Sooyoung sebagai ‘fashionista’ di SNSD sepert yang orang2 katakan bahwa ketika mereka keluar makan atau melihat film, Sooyoung akan selalu berpakaian sempurna. Mereka membuat komentar seperti: “itu seperti ingin mengambil pemotretan”, dan juga memperlihatkan komentar seperti ‘Dia sepertinya membeli 1 potong pakaian setiap menit’ dll

smtownjjang
JoongAng
ch0sshi @soshified.com
VIA:GKP
INDTRANS:ELALOLIPOP@ASIANFANSCLUB

Thursday, February 10, 2011

Author lagi kena syndrom gak ada kerjaan. Jadi postingan paling ga jelas kayak gini yang muncul. Gak usah dibaca. Sama sekali gak penting. Kalau baca, yah.... tanggung konsekuensi jadi lebih mengenal author lebih dalam lagi,.. hehehe....




  1. Waktu kecil selalu gunta-ganti nama, nama pertama yang muncul adalah Melly Malaitulhaq... dan butuh revolusi panjang sampai nama nya berubah menjadi Dini Atika.
  2. Waktu baru belajar jalan, pernah hampir diculik ma Bule di Kebun Raya Bogor. Untung ga jadi, kalau jadi mungkin sekarang penulis sudah memiliki nama Nicole dan mengecat rambutnya berwarna pirang... wkwkwk...
  3. Saat masih kecil sangat tomboy. Pernah, kekurung di kamar mandi. Gak bisa keluar lewat pintu, manjat sendiri lewat ventilasi pintu.
  4. Ketika SD di bully oleh teman-temannya yang laki-laki. Pernah dipukul kepalanya pakai rotan, dan sejak itu bertekad tidak masuk sekolah. Baginya sekolah itu neraka, sampai akhirnya sempat tinggal kelas. Namun sejak tinggal kelas, bertemu dengan teman-teman baru yang lebih manusiawi, dan bahkan memiliki geng-nya sendiri.
  5. Sangat tidak suka Duren, tidak suka susu dan selalu heran terhadap orang yang bisa minum susu kemudian mengatakan kalau susu itu enak, bukan eneg.
  6. Sensitif sama hal-hal gaib. Dia sering lihat tangan menjulur keluar lewat pintu *hiiiiyyyy* , seseorang yang mojok, atau sekelebat-sekelebat yang lewat. Pengalaman paling sering, adalah kalau lagi nulis malem-malem (termasuk nulis Convinient High School author: tuh lihat perjuanganku buat kalian hehehe...) suka ada yang ngetok-ngetok pintu kamarnya... jam 2 malam... ehem...
  7. Pengalaman paling parno yang dialaminya dan bersumpah gak bakal ngalamin pengalaman kayak gitu lagi adalah: ketika mampir kerumah kakek dan neneknya yang lagi kosong melompong, pengen nonton TV tapi gak nemu remotnya, ia marah2 gaje ke arah TV, daaaaannn...... Cesss... *efek dramatis* *backsound lagu serem* TV nya nyala sendiri!!! PS: film yang muncul pertama kali adalah Casper ‘si hantu penjaga rumah yang baik hati’
  8. Seorang ELF (Ever Lasting Friend: Fansclub Super Junior), VIP (fansclub Big Bang), Cassiopeia (fansclub TVXQ), Primadonna (fansclub FT Island), Beauty (fansclub Beast) dan juga Shawol (fansclub Shinee), hohoho... tapi artis baratnya: Taylor Swift, Michael Jackson, Jesse McCartney, Charice Pempengco, dll... artis indo??? Hemmm... Yovie n Nuno dan ICIL DIVO.
  9. Saking ngefansnya sama Icil Divo, berusaha berkali-kali mengirim email ke MNC agar Icil Divo di training oleh agency berbakat seperti SM Entertainment, atau JYP, YG, dan DSP.
  10. Pernah berpikiran untuk mengirimkan video Cakka Icil Divo yang lagi menyanyikan lagu One Time nya Justin Bieber versi accoustic ke YG entertaintment. Saat ini belum kesampaian, karena harus mengirimkan video Cakka yang lagi ngedance juga dan belum dapat.
  11. Pernah mengirimkan ucapan selamat ulang tahun ke pebulu tangkis profesional korea Lee Young Dae dan dibalas! Namun bodohnya dia bertanya balik apakah balasan Lee Young Dae adalah lanjutan lagu happy birthday versi korea? (stupid), oh ya, tak dibalas.
  12. Mulai suka menulis sejak SD kelas 3, dan cerita buatan pertamanya adalah cerita bergambar dengan judul gadis malang dan 3 peri baik hati. Kompilasi dengan buatan adiknya.
  13. Seluruh keluarganya dari pihak Ibu adalah orang Entertainment. Kakek Sutradara, ke 2 Omnya sutradara, tantenya penata rias artis, dan ibunya mantan penulis skenario film. Sempet berfikir apakah akan berakhir menjadi orang entertaint juga?
  14. Trauma nulis diary di buku. Alasannya karena sudah berkali-kali diarynya dibaca oleh orang-orang tak berperasaan. Pernah dibaca di depan kelas, dibaca oleh ayahnya sendiri trus dicoret-coret karena tak suka namanya disebut di diary, trus dibaca oleh seorang ‘mantan’ teman yang menyebarkannya ke satu sekolah bahkan dengan pengeras suara *omooo... jahat banget!*
  15. Saat SMP dan SMA terkenal sebagai murid paling misterius, pendiam, tau-tau muncul dan hawa keberadaannya tipis.
  16. Pernah ngalamin cinlok dengan seorang artis, ‘A’ waktu di set syuting film yang disutradai kakeknya. Setelah itu kapok.
  17. Berniat tak pacaran seumur hidupnya tapi pernah tak sengaja bilang ‘iya’ sama orang tak ia kenal di chatting saat mengajaknya jadian. Sampai sekarang tak pernah berhubungan lagi ma orang itu.
  18. Tipe ideal cowok: yang apa adanya, tak suka memaki, mensyukuri keadaan, bisa survive, rajin, pekerja keras, dan paling penting adalah pintar.
  19. Nama panggilan kesukaannya adalah Dini. Pernah berada di sebuah kelompok Praktek Pengabdian pada Masyarakat yang kerjanya berurusan dengan anak kecil, dan di kelompok itu ada lagi yang bernama Dini. Dan panggilannya dari anak-anak kecil adalah ‘Kak Dini yang Satunya Lagi’ sementara panggilan untuk temannya yang bernama Dini juga adalah ‘Kak Dini yang Lebih Cantik’ -_-
  20. Sangat suka berdandan kasual, pake jacket atau kemeja simpel.
  21. Kalau tidur dia biasa tidur dengan miring menghadap kanan. Tapi kalau lagi pura-pura tidur (?) dia akan memasang gaya bebas paling berantakan agar tak terlihat sedang pura-pura. Sangat ahli dalam pura-pura tidur karena sering menderita Delayed Sleep Phase Syndrome atau bahasa simpelnya Melek Di Malam Hari, Ngantuk di Siang Hari.
  22. Best Friendnya Defit di panggilan #1 di handphone.
  23. Panggilan teman-temannya untuknya di asrama adalah Cinderella. Hal itu disebabkan karena sering datang ke asrama, dan berlaku jam 10 malam teng untuknya pulang lagi ke rumah. Biasanya setelah itu, waktu mau pulang, sendalnya ilang sampai harus minjem sendal temen *mirip banget LOL*.
  24. Paling tak suka kalau ada yang bilang dia semakin gemuk padahal udah berusaha ngurangin porsi makan, sampai sering gak makan seharian.
  25. Jika tidak jadi seorang penulis maka berniat menjadi seorang translator bahasa asing yang sangat keren, atau dubes. Yang penting bisa ke luar negeri.
  26. Anak sulung di keluarganya, tapi merasa menjadi anak tua yang kedua. Soalnya anak kedua di keluarganya terlihat lebih berkuasa dan perkasa.
  27. Tak pernah mau duduk di tengah kalau lagi di dalam mobil, cepet mual katanya.
  28. Sangat ingin memiliki beberapa orang yang penasaran  tentang kisah hidupnya.
  29. Tak suka difoto dan merasa senang, karena dipikirnya jika suatu saat ia jadi terkenal, akan susah bagi fansnya menemukan fotonya waktu masih sekolah.
  30. Paling percaya diri dengan senyumnya.
  31. Bangga pada dirinya sendiri saat menjuarai TO Simak UI se-Kabupatennya untuk bidang pelajaran IPS padahal dia anak IPA.
  32. Barang berharga miliknya adalah flash disk, kalau punya laptop jadi laptop, kalau punya hape, jadi hape. Tapi masalahnya, ia tak punya semua itu: Flashdisk, dan Laptop. Handphone, ia baru pertama kali memlikinya setelah lulus SMA.
  33. Terdaftar di sj-world.net sebagai fans.
  34. Termasuk cewek yang menggemari sepak bola. Nge fans pada Ozil, dan Kaka. Sangat menyesal ketika Piala Dunia 2010 ia tak sempat melihat gol Iniesta yang menjadi penentu kemenangan Spanyol. Karena di detik-detik gol Iniesta, detik-detik itu pula ia jatuh tertidur.
  35. Lagu favoritnya My Heaven-Big Bang tapi cuma di part pas Seung Ri nyanyi. Sama I Believe TVXQ tapi pas part Junsu nyanyi -___-
  36. Termasuk murid yang sangat jago baca puisi, namun jangan suruh dia menyanyi. Suka, tapi tak bisa.
  37. Menjadi satu-satunya orang yang bisa masak nasi tanpa gosong waktu sedang praktek lapangan di SMA.
  38. Kalau ditanya apa itu Cinta, dia menjawab: Perasaan Damai dan Nyaman.
  39. Mimpi buruknya yang paling sering adalah tentang Kiamat, atau pembunuhan massal.
  40. Dia bisa sangattttt cuek kalau sudah berurusan sama yang namanya cowok.
  41. Pernah jadi juara kelas waktu SD, prestasi terbaiknya saat SMP adalah ranking 3. Berbeda jauh saat dia dulu pernah tinggal kelas.
  42. Film favoritnya adalah August Rush, Jeon Woochi The Taoist Wizard dan 3 Idiots
  43. Barang-barang yang paling pertama dibawa ketika jalan-jalan: Handphone, mp3, flashdisk, buku dan pensil
  44. Pernah jadi seorang pemain figuran di film yang disutradai kakek dan om-nya
  45. Ibunya pernah jadi seorang artis cilik
  46. Orang pertama di sekolahnya yang serius memiliki blog
  47. Mengaku ingin belajar dari penulis Efi F Arifin, bagaimana caranya memainkan imajinasi sedemikian rupa
  48. Pernah bercita-cita untuk jadi Ilmuwan namun dibatalkan karena melihat adiknya yang jadi freak terhadap komputer, dan lalu berpikir ilmuwan itu aneh
  49. Ketika di rumah sendirian, ia akan menggelar kasur di depan TV dan mulai menonton.
  50. Meredakan stres dengan menangis lalu tertidur.
  51. Jika tegang, dan suasana menjadi mencekam, ia senang sekali memecah suasana agar lebih santai dengan tersenyum dan ketawa.
  52. Saat dimana ia tak bisa tersenyum adalah saat dimana ia dinyatakan tinggal kelas. Saat itu ia bahkan kabur ke hutan dan berakhir di rumah seorang teman.
  53. Trauma mengendarai motor karena pernah tak sengaja mencelakai temannya.
  54. Makanan kesukaannya adalah Batagor, Mie Ayam, tumis Ayam saus tiram, dan nasi padang yang pake sambal ijo.
  55. Susah menangis ketika dalam suasana mengharukan, karena ia justru akan merasa canggung dengan suasana seperti itu. Sehingga teman-temannya justru suka kesal padanya karena melihatnya masih berwajah datar ketika yang lain justru sudah basah dengan air mata dan wajahnya memerah. Ketika dia diomeli karena terlihat baik-baik saja, dia cuma bisa nyengir dan bilang sorry. Anehnya dia malah gampang menangis melihat scene yang mengharukan di TV, tapi dia sedikit dingin dengan hal-hal yang berhubungan dengan keluarga.
  56. Saat-saat perpisahan sekolah, ketika semuanya menangis, hanya ia yang tidak. Namun di saat-saat terakhir ia menangis ketika seorang temannya yang paling dipercaya untuk menyimpan semua rahasianya, Fikri, memeluknya erat dan meminta maaf. Padahal ia sendiri juga banyak kesalahan.
  57. Motto utama yang masih ia pegang dalam hidupnya setelah menemukan motto itu dalam sebuah buku jurnal kecil: Like an Eagle, Brave to Fly Alone and Higher than Other. Karena ia selalu ingin seperti burung yang bebas.
  58. Sangat suka mengoleksi hal-hal kecil yang imut, namun tak pernah bertahan lama karena selalu di hilangkan oleh kelima adiknya
  59. Sangat suka kucing, dan berencana jika tinggal sendiri akan menampung kucing sebanyak-banyaknya.
  60. Punya impian, jika jadi orang kaya ia mau mengangkat anak-anak laki-laki dan perempuan yatim sebanyak-banyaknya agar bisa ia sekolahkan dan dilatih jadi orang yang hebat dan menakjubkan.
  61. Saat makan punya bad habit yang suka susah lepas, yaitu sambil membaca. Apapun itu, sebelum mulai makan ia akan muter-muter dulu mencari buku yang bisa ia baca.
  62. Paling takut sendirian, gelap, tempat yang luas dan sepi, serangga, dan laba-laba.
  63. Kalau ditanya kapan ia merasa sakit hati, jawabannya adalah ketika sahabatnya tak mencegah teman-teman sekelasnya membaca diarynya di depan kelas.
  64. Kalau menikah hanya ingin punya sedikit anak aja. Maksimal 4, tapi pengen ngangkat banyak anak yatim.
  65. Jarang pergi ke luar rumah. Bukannya tak senang keluar, karena ia sering gak punya uang dan sering tersesat makanya ia tak bisa keluar.
  66. Tipe orang yang tak begitu senang belanja fashion. Karena sejak kecil jarang belanja baju, ia tak begitu suka menghabiskan uangnya untuk itu. Bahkan ia tak paham sama orang yang mengoleksi sepatu dan tas. Buat apa, pikirnya.
  67. warna yang disukai, hitam, putih dan biru. Tak suka warna pink dan ungu.
  68. bisa dengan cepat menghapal sesuatu, dan dengan cepat melupakannya.
  69. pernah bertemu dengan orang yang pernah makan daging orang (?!!!), tapi bukan sumanto. Orangnya sudah insyaf. Ketika ia tanya bagaimana rasa daging manusia, katanya manis. -_-“
  70. Hidup dari TK sampai SMA di kota yang sama, makanya ia adalah orang yang cepat sekali bosan.
  71. Punya seorang kakak laki-laki yang ia tak pernah temui sejak lahir. Entah dimana kakaknya itu sekarang.
  72. Sering merasa kalau dirinya adalah Raditya Dika versi cewek.
  73. Sangat senang karena memiliki ulang tahun yang sama dengan Xi Ah Junsu. Bahkan dengan soknya mengatakan ia dan junsu itu memiliki koneksi. Katanya Junsu pernah menyanyikan lagu Disini Senang Disana Senang, sedangkan lagu itu adalah soundtrack dari film yang disutradai kakeknya dan naskahnya dibuat oleh Ibunya (Sangat nyambung -__-).
  74. Sering dijodohin sama orang tuanya dengan berbagai jenis cowok. Dari yang murid ayahnya, ketua tim karate, sampai Insinyur dari Korea.
  75. Sering gak sarapan, soalnya sering telat sekolah. Meski adiknya sudah mengingatkan kalau gak sarapan bikin IQ turun, tak membuatnya berubah.
  76. Kalau dah begadang kuat banget. Bisa sampai 2 hari gak tidur.
  77. Paling gak suka sama orang apatis. Yang cuman bisa komentar sinis, kritik kasar dan tak membangun. Ia suka heran sama orang-orang yang tak malu berkata-kata kasar atas suatu berita. Ngomongnya berita tak penting, tapi  masih dibaca. Suka komentar jelek tentang orang lain tanpa mengaca pada dirinya sendiri. Ia juga gak suka sama orang yang suka merusak kebahagiaan orang lain. Misalkan, ia lagi suka sama sesuatu, trus orang itu menjelek-jelekkan sesuatu yang ia suka padahal ia lagi senang-senangnya. Ia juga tak suka orang yang sok pintar, padahal pengetahuannya tak nyampai, asal menghasut dan ngomong, padahal orang itu sendiri tak paham masalah yang sebenarnya. Ia benci orang yang seenaknya memberikan opini jelek, pada suatu hal tanpa melihatnya dari sudut pandang yang lain. Pokoknya ia tak suka! (iya, ini emang curhatan author...)

Wednesday, January 19, 2011


Dylan segera pergi dengan beberapa tim pasukan khusus. Ia bergerak lebih dahulu sementara Seiji memimpin evakuasi. Ia menemui Rifki yang sudah menunggunya di depan lukisan.
Dengan jempolnya Rifki menunjuk lukisan. Dylan mengangguk paham. Ia segera bersiaga di samping lukisan sementara Rifki membuka lukisan itu. Setelah dibuka, terlihatlah pintu kecil yang bisa didorong.
Dylan mengambil acang-acang untuk masuk lebih dahulu. Ia mendorong pintu dari kayu itu, dan melompat masuk dengan amat hati-hati. Rifki menyusul di belakangnya. Kemudian seluruh tim masuk.
Begitu masuk mereka dihadapkan dengan ruangan yang diterangi banyak lampu gantung dan lilin. Banyak laci-laci berkas di kiri dan kanannya. Dinding-dindingnya banyak sobekan-sobekan kertas koran yang memberitakan berita yang sama. Kejadian kematian selruruh keluarga Lyla 10 tahun yang lalu.
Tapi Dylan dan Rifki tak punya waktu untuk melihat-lihat. Mereka menyusuri ruangan itu dan tiba di sebuah tempat dimana mereka semua mematung.
“Yang benar saja!” seru Dylan terkejut melihat beberapa monitor di depannya. Rupanya pembunuh itu juga sudah memasang beberapa kamera di beberapa ruangan penting di sekolah. Ia juga melihat kamera dipasang di depan pintu masuk ruangan rahasia ini.
Rifki menyalakan komunikatornya untuk menghubungi Seiji, “Seiji-san... percepat evakuasi, pelaku sudah tahu rencana kita...”
Dylan menendang dengan kesal kursi di depannya. Situasi buruk itu diperparah dengan pesan yang masuk ke komunikator Dylan.
“Sir... Nona Lyla William menghilang...”
©©©
“Bagaimana dia bisa kabur?!” seru Seiji setelah tergopoh-gopoh menghampiri Rifki yang sedang mengkoordinisir tim untuk mengumpulkan barang bukti.
“Ada pintu keluar rahasia yang lain,” jawab Rifki.
“Lalu bagaimana Lyla bisa menghilang?” tanya Seiji.
Rifki tak menjawab. Ia hanya memandang sinis pada Homer dan Simon yang sedang berdiri di sudut.
Homer dan Simon  mendapat tatapan tajam dari Seiji dan bergidik. Mereka baru saja mendapat ‘teguran’ Dylan, yang hampir bisa membuat mental mereka jatuh seketika.
Tapi Seiji sepertinya sedang dalam kondisi tak mood memarahi kedua petugas itu, “Mana Dylan?”
“Dia bilang mau melacak keberadaan Lyla...” jawab Rifki.
Seiji melotot, “Apa?! Kenapa kau biarkan dia sendiri?!”
Rifki kaget dengan respon Seiji, “Memangnya kenapa?”
Seiji mengacak-acak rambutnya sendiri frustasi, “Sial! Bocah itu!”
©©©
Lyla duduk di sebuah kursi di perpustakaan. Kursi yang sama yang dulu didudukinya ketika terakhir kali ia mengunjungi perpustakaan bersama Dylan. Namun kali ini bukan Dylan yang ada di hadapannya. Melainkan seorang pria aneh yang melemparkan buku-buku ke depannya. Semuanya Buku Alumni.
“Kau tahu ini siapa? Ini Ayahmu! Lihat dia! Wajahnya begitu sombong dan arogan bukan??!” seru pria itu menunjuk foto seorang pemuda yang tampan dan memikat.
Lyla hanya mengintip sedikit kebuku itu. Ia sebenarnya bisa saja lari kabur karena tak diikat, tapi pria itu bisa menembaknya dengan mudah.
“Lalu ini, kau tahu dia siapa?” pria itu menunjuk foto seorang wanita asia yang manis, “Dia... wanita yang sangat kucintai....”
Pria itu tiba-tiba menangis keras. Lalu berhenti menangis kemudian berwajah marah. Kemudian kembali tergugu sedih sambil menangis sampai seluruh wajahnya basah. Kemudian kembali marah dan memukul-mukul meja sambil menyingkirkan semua benda yang ada di meja hingga berjatuhan ke lantai dengan suara keras.
Ketika pria itu mulai tenang dari ‘kegilaannya’, Lyla bertanya, “Siapa kau sebenarnya?”
“Kau tidak kenal denganku?!!” seru pria itu. Ia lalu tertawa terbahak-bahak, “Hahahahaaaa.... masa kau tidak kenal denganku?!!!”
Lyla menyipit. Ia ketakutan tapi ia berusaha tak menunjukkannya di hadapan pria itu, “Aku tahu kau Larry. Tapi kau bukan Larry yang kukenal.”
Larry, pria yang dikenal Lyla sebagai pria kecil berkacamata dengan kulit berbintik-bintik, senyum yang ramah, dan ucapannya terbata-bata, sekarang terlihat seperti orang gila yang menyeramkan.
“Hahahaha.... aku memang Larry gadis sial!” tawa Larry. Ia menghentikan ketawanya, mendekati wajah Lyla dan menatap gadis itu dengan matanya yang penuh kebencian dan sebuah seringai, “Larry Willson!”
Lyla menelan ludah, ia mencoba tampak kuat, meski sekarang lututnya lemas bukan main, “Apa salahku padamu Larry?! Kenapa kau melakukan ini semua?!”
Larry terlihat sangat marah, “Kau tak tahu?! Kau tak tahu apa salahmu?! Itu karena kau ada! Karena kau hidup! Kau bisa bahagia sementara aku hidup berpuluh-puluh tahun dalam siksaan! Menyembunyikan diri! Sementara kau dipungut oleh keluarga yang kaya raya dan hidup enak!”
“Apa maksudmu?!”
“Kau masih tak tahu?!” bentak Larry, “Willson! Will! Tidakkah nama itu terdengar familiar di telingamu? Seseorang yang sangat kau benci?!”
Lyla menegang. Will... will... kejadian sepuluh tahun lalu yang sering terulang dalam setiap mimpi buruknya pun teringat lagi olehnya. Teriakan ayahnya seolah diputar lagi dalam otaknya...
“Tidak... kumohon jangan, bunuh saja aku Will! Jangan mereka!”
“K... kau....”
Larry kembali menyeringai, “Larry, itu nama kakekku. Nama yang kugunakan untuk bersembunyi dan menyamar menjadi pemuda bodoh berusia 17 tahun. Dan aku adalah will-son. Seseorang yang terlahir kembali dari pria menyedihkan bernama Will. Aku hidup lagi! Dengan wajah mengerikan yang harus kututupi dengan topeng silikon yang menyebalkan ini!”
Lyla hampir saja menjerit ketika Larry sepertinya akan menarik dan menyobek wajahnya sendiri. Tapi rupanya dibalik ‘wajahnya’ itu ada wajah lain. Sekarang Larry menjelma menjadi pria tua dengan wajah setengah hangus terbakar.
“Ini mahal sekali dan sekarang sepertinya sudah tak berguna lagi. Tapi tak apa...”, kata Larry sambil memandangi topeng silikonnya yang ia sobek paksa dengan senyum dingin. Ia lalu menatap Lyla dengan tatapan yang membuat Lyla langsung merasa tak enak, “... karena aku tak membutuhkannya lagi. Aku akan segera membunuhmu dan menyelesaikan semuanya.”
Lyla terpaku. Ia merasa dejavu. Seseorang yang sama dengan sepuluh tahun yang lalu, kembali menodongnya dengan pistol. Saat itu ia masih tak mengerti. Sekarang ia tahu, nyawanya sedang di ujung tanduk.
“Stop sampai disitu, Larry!” seru seseorang dari balik rak-rak buku. Seiji, tengah menodongkan pistol padanya.
Larry terlihat kaget. Namun ia kemudian tersenyum sinis, “Kau lupa. Aku bisa saja telah menembak gadis ini lebih dulu....”
“Jika kau melakukannya aku akan segera membunuhmu!” bentak Dylan  juga yang tiba-tiba muncul di antara mereka. Wajahnya terlihat sangat marah. Ia melihat Lyla yang terlihat sangat pucat. Matanya kemudian menangkap Seiji yang tersenyum penuh arti padanya.
“Coba saja!” tantang Larry, ia sudah menarik pelatuk pistolnya.
“Larry Willson!” teriak Dylan.
“Hei, nak!” panggil Larry pada Dylan dengan tangan masih teracung lurus hendak menembak Lyla, “Bagaimana kau bisa menemukanku?”
“Itu karena kau yang memintaku...” jawab Dylan dingin.
“Aku yang meminta? Bagaimana bisa?” tanya Larry bingung.
“Di tangga. Saat mau menuju tempat Lyla dikurung. Kau memintaku melindungimu dari Nicole. Aku sudah berjanji, makanya aku menempelkan alat pelacak di tengkukmu tanpa kau sadari,” jelas Dylan, dengan pistol di tangannya mengarah pada Larry.
Larry mengelus-elus tengkuknya dengan perlahan sedangkan pistolnya masih mengancam Lyla. Ia akhirnya dapat menemukan sebuah stiker kecil, “Ah benda ini rupanya.”
“Aku bisa menemukanmu dimanapun kamu berada. Benda itu mencegahku untuk mengetahui bahwa kau lah yang telah meracuni Nicole. Tapi benda itu akhirnya membuatku bisa tahu kemana saja kau pergi.”
“Bajingan kecil. Sama sepertimu. Apa kau pikir aku tak tahu kalau kau anak Jhonny?”
“Berhenti bicara!” seru Dylan yang tak ingin Lyla mendengar yang sebenarnya.
“Aku bisa langsung mengenalimu dari wajahmu itu. Sangat mirip sekali dengan wajah ayahmu. Aku yakin kejeniusanmu juga menurun darinya. Benda ini, Jhonny juga sangat suka membuat benda-benda seperti ini. Itu yang membuatnya di jauhi seluruh sekolah saat kita masih sekolah disini...”
“Hentikan!” raung Dylan. Ia mulai memegang pistolnya dengan gemetaran. Seiji memandangnya dengan cemas. Ia takut Dylan lepas kendali.
“...aku dan Jhonny bersahabat. Aku, Jhonny, dan seorang lagi... seorang wanita yang sama-sama kami cintai....” Larry terlihat menerawang. Kemudian menatap Lyla dengan tatapan murka, “Tapi ayahmu membunuhnya! Membunuh wanita yang kucintai! Semua orang mengatakan itu kecelakaan! Tapi itu pembunuhan! Ayahmu mendorong wanita yang kucintai dari tangga sekolah terkutuk ini!”
Dylan langsung teringat percakapan Ibu-ibu di Departmen Store. Tentang seorang gadis yang meninggal 27 tahun yang lalu karena dibunuh.
“Tidak... itu tidak mungkin...” bantah Lyla.
“Kenapa gadis kecil? Daddy tak mungkin membunuh orang heh?” sindir Larry, “Tapi nyatanya ya! Albert membunuh Sophie hanya karena Sophie menentangnya terus menerus mengerjai kami! Dia bertengkar di ujung tangga, dengan Sophie-ku lalu mendorongnya!”
“Larry, cukup! Hentikan! Kau harus ikut kami!” perintah Seiji.
“Kau bisa melanjutkan ceritamu nanti di penjara!” ujar Dylan tajam, “Jatuhkan pistolmu!”
“Kalian semua tak pernah merasakannya...” ucap Larry dengan hampa, kemudian berteriak marah, “KALIAN TAK TAHU!”
“Aku tahu...” isak Lyla sambil menatap Larry marah, “Aku tahu rasanya berkat kau. Kau membunuh orang tuaku, kakakku, keluargaku, semua yang kukenal... karenamu aku jauh lebih tahu rasanya.”
“Karena kau pantas merasakannya!” seru Larry, “Albert malah menikah dengan Ibumu dan melahirkan kau! Padahal sedari dulu Sophie-ku mencintainya! Ia malah membunuhnya! Sophie-ku selalu mencintainya dan berusaha membuatnya mengerti kalau menjadi murid populer yang selalu menindas murid yang lemah itu bodoh! Sophie-ku.... satu-satunya orang yang menerimaku...”
Lyla menggeleng, “Salah... itu salah!”
“Diam kau!” bentak Larry marah tangannya bergoyang seakan siap menembak Lyla.
“Tahan!” teriak Seiji cemas. Ia melihat Dylan hampir saja mau menembak Larry.
Larry melihat gelagat Dylan yang panik dan tersenyum sinis, “Kenapa nak? Kau mau melindungi gadis ini? Persis mengikuti ayahmu?”
“Apa yang kau bicarakan?!”
“Ayahmu membuang nyawanya hanya demi gadis tak berguna seperti dia. Apa ia masih berarti untukmu, sehingga kau juga rela mati demi dia?”
Dylan mempererat genggamannya di pistol, “Kau takkan pernah tahu.”
Tiba-tiba Larry tertawa, lalu memandang Dylan dengan tatapan mengejek, “Hahahaha.... bodoh! Apakah kau tahu siapa yang membunuh ayahmu?”
Dylan tegang, “Siapa?”
“Aku...”
DOR!
Dylan dikuasai kemarahan yang mampu membuatnya menembak Larry tanpa pikir panjang. Namun sayang tembakannya meleset jauh karena tangannya gemetar. Larry pun segera berkelit dan menghilang di balik rak-rak buku raksasa.
“Ya Ampun! Dasar bodoh! Bodoh!” maki Seiji pada Dylan, ia segera lari mengejar Larry.
“Jangan membuatku kesal, tanganku sedikit bergoyang tadi!” elak Dylan.
“Yang benar saja!” teriak Seiji dari balik rak-rak buku.
Dylan segera menarik Lyla, dan mengajaknya keluar dari perpustakaan. Tapi sebuah lemari besar jatuh di depan mereka dan menghalangi pintu keluar. Dylan segera menyuruh Lyla menunduk karena Larry menembaki mereka berdua. Larry langsung menghilang lagi ketika Seiji hampir menembaknya.
Dylan menyuruh Lyla bersembunyi kolong meja paling dekat dengan pintu keluar, “Jangan coba-coba bertindak ceroboh dan bodoh!”
Lyla mengangguk paham.
“Seiji lindungi aku!” seru Dylan saat mencoba menyingkirkan lemari besar itu.
“Kuusahakan!” balas Seiji yang sedang baku tembak dengan Larry.
“Jangan pernah berpikir untuk melarikan diri dariku nak!” teriak Larry, “Meski kakiku patah, aku akan tetap menuntaskan dendamku!”
“Sayangnya kau akan mati sebelum kakimu patah!” seru Seiji yang berusaha menembak Larry, namun hanya kena tumpukan buku, “Kau sudah banyak berdosa Larry Willson! Kau tak hanya ingin membalaskan dendammu! Kau juga melakukannya pada orang yang tak berdosa lainnya!”
“Terry Landstorm! Anak dari Reynold Landstorm! Pria yang merendamku dalam kubangan kotoran hewan dan tak mengizinkanku keluar selama seminggu dan membuatku menderita infeksi pernapasan akut! Peter Brown! Putra dari Gregory Brown! Pria yang menggantungku di pohon secara terbalik 3 hari berturut-turut! Membuatku hampir terkena gejala stroke di usia 18 tahun! Dan Nicole Jhonshon! Putri dari Sara Blyton! Wanita yang mencelakai Sophie tak hanya sekali! Berkali-kali!”
“Semua orang...” ucap Dylan sambil berusaha mengangkat rak, sambil sesekali merunduk dan membalas tembakan Larry, “... tak bisa memilih orang tua yang melahirkannya...”
Seiji menatap Dylan, yang sepertinya sudah menemukan jawaban dari depresinya selama ini. Namun ia disadarkan kembali oleh desingan peluru yang melewatinya. Ia berteriak pada Dylan dalam Bahasa Jepang, “Aku akan menyeret Larry ke bagian belakang perpustakaan! Kau usahakan untuk segera membawa Lyla pergi dari sini!”
“Sedang kulakukan!” balas Dylan kesal.
Seiji kemudian mulai gencar menembaki Larry sampai Larry tersudut. Mereka pergi menjauh dari dekat Dylan dan Lyla.
DOR! DOR!
Tedengar suara tembakan silih berganti. Saat Dylan sudah berhasil mengangkat lemari besar itu, suara teriakan kesakitan membahana. Dylan tegang. Itu suara Seiji.
Dylan berusaha berlari ke tempat Lyla, namun tiba-tiba muncul asap tebal memenuhi seluruh ruangan. Baunya membuat Dylan tersentak. Ini gas tidur!
Meski ia sudah menutupi hidungnya dengan jasnya, tapi tetap saja ada sedikit udara yang terhirup dan masuk ke dalam tubuhnya. Matanya mulai berat dan ia mulai merasa lemas. Sebisa mungkin ia lawan dan berusaha tetap sadar.
“LYLA! TAHAN NAPASMU DULU!” seru Dylan ketika ia mulai tak bisa melihat sekeliling karena tertutup asap tebal. Ia menyiagakan pistolnya. Larry sudah berhasil menembak Seiji, berarti sekarang ia lebih berbahaya.
“LYLA!” teriak Dylan.
Namun bukannya suara Lyla yang membalas, namun suara tawa yang membahana dan terdengar sampai seluruh ruangan yang terdengar, “HAHAHA! AMBIL DIA DARI TANGANKU JIKA KAU BISA, BOCAH!”
Dylan panik. Ia tak bisa asal menembak karena ruangan perpustakaan benar-benar tertutup dengan asap, dan matanya juga sudah mulai berkunang-kunang. Ia bisa mengenai Lyla.
Tangannya mulai meraba dinding, mencari sesuatu yang bisa menghilangkan setidaknya asap-asap ini. Dan ia berhasil menemukannya!
Dylan memecahkan kotak besi tertutup kaca yang menempel di dinding dengan sikunya. Sekali ia gagal dan malah melukai sikunya yang terkena ujung kotak besi itu hingga berdarah. Pandangan matanya mulai kabur tapi pikirannya menolak untuk menyerah. Ia berusaha sekali lagi tapi masih saja gagal karena tak bisa melihat. Lagi dan lagi hingga sikunya robek. Ketika ia hampir roboh, ia mencoba untuk terakhir kalinya....
KRIIIINNNGGGG!!!!!
Suara sirine kebakaran langsung berbunyi setelah Dylan berhasil menekan tombol berwarna merah di dalam kotak besi itu. Dari atap langsung otomatis menyembur air yang biasa digunakan untuk memadamkan api. Air itu mulai menipiskan asapnya dengan sangat cepat.
Air itu juga membuat kesadaran Dylan kembali. Sementara suara Larry yang berteriak kesal terdengar juga.
Dylan berlari ke sumber teriakan. Disana ia mendapati Larry menjadikan Lyla tameng tubuhnya. Di belakangnya ada Seiji yang sudah terkapar dengan darah mengucur keluar dari dadanya.
“Dylan...” rintih Lyla.
“Lepaskan dia!” geram Dylan menodongkan pistolnya ke arah Larry.
“Harus kukatakan nak, ini pernah terjadi padaku. Ketika kau menaruh harapanmu dalam satu tembakan. Dua tembakanku kusia-siakan untuk membunuh orang yang melindungi gadis ini. Sekarang terbalik. Gadis ini yang akan melindungiku darimu! Jadi apa yang akan kau lakukan nak?”
“Kuberitahu! Aku akan menembakmu dalam satu tembakan! Peluruku akan langsung lurus menembus tempurung otakmu! Kau akan mati dalam hitungan 20 detik!”
Larry tersenyum sinis, “Kau sangat pintar, jadi kau tahu itu akan sangat sulit. Kenapa kau tak menembak gadis ini lebih dahulu lalu menembakku? Bukannya tugasmu hanya menangkapku?”
“19... 18... 17...”
“Coba saja! Ketika kau menarik pelatuk pistolmu, aku juga menarik pelatuk pistolku...”
“15... 14... 13... 12...”
“...Ketika kau sudah bersiap menembak, begitu pula denganku....”
“10... 9... 8... 7...”
“...Dan ketika peluru masing-masing dari kita keluar dari sarangnya....”
“6... 5... 4...”
“....Mana yang lebih dulu tiba? Pelurumu di kepalaku, atau peluruku di leher cantik gadis ini?”
“2.... 1!”
DOR!
Lyla memejamkan matanya. Ada cairan kental yang menetes ke lengannya. Ia gemetar. Darah!
Namun ia kemudian menyadari cairan kental itu bukan darahnya.
Begitu pula Dylan. Ia terpaku mendapati pistolnya macet karena rusak tersiram air. Suara tembakan itu berasal dari mana?
Larry lain lagi. Ia merasakan sesuatu yang panas menembus rongga dadanya. Bersemayam dalam tulang rusuknya. Darah kental pun mengalir keluar. Ia tertembak!
“Peluruku... di paru-parumu....” rintih seseorang.
Seiji menjatuhkan pistolnya yang barusan ia gunakan untuk menembak Larry. Ia tertawa pelan meski kemudian memegangi dadanya lagi.
Larry roboh, begitu pula Lyla yang terduduk lemas. Dylan menjatuhkan pistolnya. Ia langsung lari memeluk Lyla, dan menariknya menjauh dari Larry yang sedang sekarat.
Tapi Lyla menolak. Ia malah mendekati Larry sambil menangis.
Di antara kesadaran Larry yang diambang batas ia mendengar Lyla bicara.
“Kau salah... Ayahku tak pernah berhenti mencintai Sophie. Ia menikahi Ibuku karena mirip dengan Sophie. Dalam tidurnya ayahku selalu dihantui mimpi buruk tentang malam meninggalnya Sophie. Aku mendengarnya, Ibuku mendengarnya, nama Sophie selalu disebut ayah di tengah malam dalam tidurnya. Meski ia sudah menikahi ibuku, Sophie tetap dalam hatinya.... Ayah, tak pernah benar-benar membunuhnya.... itu murni kecelakaan....”
“Salah...” gumam Larry sambil menangis menahan rasa sakit, “27 tahun hidupku.... dalam kesalahan...”
Dylan langsung menarik Lyla lagi saat ia melihat Larry masih mengangkat pistolnya, “Lyla, awas!”
“... Sophie-ku...” kata Larry saat ia mengarahkan pistolnya sendiri ke kepalanya. Ia memejamkan mata....
DOR!
Dylan menutup mata Lyla. Seiji juga memalingkan wajahnya. Hanya Dylan yang melihat bagaimana Larry langsung kehilangan nyawanya saat itu juga. Saat dimana pelurunya benar-benar menembus kepalanya.
©©©
“Kepala Sekolah bodoh!” rutuk Dylan ketika mendapat perawatan terhadap sikunya yang luka di rumah sakit Carlisle, “Seharusnya dia merancang alat pemadam kebakaran yang langsung nyala dengan otomatis begitu muncul asap! Benar-benar ketinggalan zaman!”
“Berhentilah mengeluh...” sahut Seiji yang terbaring lemah tak berdaya begitu sadar dari operasi pengambilan peluru, “Kau hanya lecet ringan di siku! Aku hampir mati!”
“Yang penting kau tak mati bukan?” balas Dylan.
Seiji menghembuskan nafas kesal dan tak percaya. Bisa-bisanya aku menyerahkan jabatanku pada bocah itu.
Tak lama kemudian Rifki datang ke bangsal perawatan mereka, “Aku sudah menyelesaikan semuanya.”
“Baguslah. Satu-satunya yang ku ingin lakukan saat ini adalah istirahat...” lirih Seiji.
“Sebaiknya kau tunda dulu istirahatmu,” ujar Dylan memandang ke arah seorang wanita cantik berjilbab dengan perut buncit yang baru masuk ke dalam bangsal. Heo Yi Jae. Istri Seiji.
Seiji menelan ludah, “Oh.. hi sayang....”
Heo Yi Jae memandang Seiji dari balik matanya yang bening dengan marah, kemudian menatap Rifki yang salah tingkah, lalu Dylan yang tersenyum jail.
“Yakuza, FBI, atau dua-duanya?” tanyanya langsung.
“Hanya FBI,” jawab Seiji cepat, “Benar!”
“Jujurlah... kau hanya tak bisa menahan diri atau kau memang selama ini berbohong padaku?”
“Bukan begitu....” Seiji memelas, “Aku terpaksa...”
Yi Jae berbalik menatap Rifki, “Rifki, kau kah yang memaksa dia?”
Rifki cepat-cepat menggeleng.
Tatapan Yi Jae beralih ke Dylan, “Jangan bilang kalau kau anggota FBI juga...”
Dylan mengangkat bahu, “Saat ini aku bukan.”
“Saat ini?” tanya Yi Jae kemudian mendesah kesal, “Yang benar saja!”
“Yi Jae...”
“Apakah tak ada satupun temanmu yang bukan FBI? Tak ada satupun keluargamu yang bukan Yakuza?” omel Yi Jae.
“Ada kok!”
“Pria yang memberi parsel di tahun baru?”
“Itu Kyosuke, dia.... mantan anak buahku...” aku Seiji.
“Wanita yang memberi buah saat aku sakit?”
“Ah... Helen Hogan... dia... mmm... partner mata-mata Rifki.”
“Tetangga yang membantu memperbaiki genting di malam setelah kita pindah ke Jeju?”
“Itu, dia... cuma memastikan rumah kita aman atau tidak...”
“Pria yang membetulkan pipa ledeng?”
“Kalau itu benar-benar tukang ledeng!” seru Seiji mantap.
“Ck! Aku tak mau tahu lagi...!” rutuk Yi Jae kesal keluar dari bangsal perawatan dengan cepat.
Mata jeli Dylan mengawasi kepergian Yi Jae, entah kenapa ia merasa ada yang aneh dari sosok Yi Jae. Terutama pada kehamilannya.
“Ah! Istriku, tunggu!” teriak Seiji buru-buru turun dari kasur, namun terjerembab jatuh ke kolong kasurnya.
“Bodoh,” ucap Dylan dan Rifki bersamaan.
“Siapa yang bodoh?” tanya seseorang yang tau-tau masuk sambil menaiki kursi roda, dengan didorong oleh Lyla. Nick.
“Ah, Seiji-san!” seru Lyla melihat Seiji yang terjerembab jatuh dan tak ada satupun yang menolongnya. Ia segera menghampiri Seiji dan membantunya naik kembali ke kasur, “Kalian ini bagaimana sih? Kenapa hanya diam?”
“Salahnya sendiri,” balas Dylan tak acuh.
Rifki kemudian menatap Nick, “Sudah baik?”
Nick menunjukkan kakinya, kepalanya, tangannya, dan hampir seluruh tubuhnya dibebat perban dan gips, “Aku merasa seperti robot mumi.”
“Yang penting kau tak mati bukan?” Seiji mengulang pertanyaan Dylan untuknya ke Nick.
“Seiji-san!” tegur Lyla.
“Tunanganmu yang mengajariku!” ucap Seiji kesal.
“Bagaimana Nicole?” Dylan mengalihkan topik.
“Dia sudah sadar. Tapi ia ingin bersama Mom dan Dad saat ini. Mereka sedang di bangsal perawatan sekarang,” jelas Nick, “Waktu itu dia membiarkan Larry masuk karena Larry bilang padanya kalau ia punya surat dari Mom.”
“Ceroboh....” gumam Dylan pelan, “Kau juga sama.”
Nick cuma memandang kesal padanya, tapi berusaha mengacuhkan Dylan, “Aku masih tak menyangka Larry yang membunuh Terry dan Peter, juga yang meracuni Nicole dan mencelakaiku. Aku masih berpikir dia itu Larry, ya kan?”
“Dia bukan Larry, nama aslinya adalah William Chamberlain. Seorang pria berusia 52 tahun yang gila dan psikopat,” ujar Seiji.
“Tapi bagaimana bisa dia membunuh semua orang dengan mudahnya?”
“Kalau seseorang sudah dendam, takkan ada yang bisa menghalanginya. Dia sudah merencanakannya selama bertahun-tahun jadi tinggal melaksanakannya saja,” sahut Rifki.
“Dia jatuh cinta pada sahabatnya, Sophie Yang, malah terobsesi...”
“Makanya dia menulis pesan-pesan calon korban berikutnya dengan Hangul, bahasa tanah kelahiran Sophie, seolah-olah yang membalas dendam itu adalah Sophie...”
Nick manggut-manggut paham. Ia memandang Dylan dengan tersenyum, “Untung ada kau! Takdir tuh memang aneh.”
“Ya, untung ada aku!” balas Dylan jengkel. Ia benar-benar masih kesal soal Nick yang membawa jalan-jalan Lyla tanpa seizinnya.
“Takdir emang aneh, coba saja... Lyla dibunuh keluarganya oleh teman dari ayah Dylan, kemudian ditampung oleh keluarga Dylan dan ditunangkan dengannya.... pergi ke sekolah dimana justru ia malah menghampiri psikopat yang mau membunuhnya... Dylan datang, dan hebatnya dia adalah FBI... kalau ini dijadikan cerita mungkin akan best seller,” pikir Seiji.
“Tutup mulutmu.” Ucap Dylan ketus.
“Sayangnya jika bukan Lyla yang tokoh utama wanitanya aku pasti sudah jadi tokoh utama prianya, karena akulah yang membunuh Larry dan terbaring sekarat disini,” Seiji tak kapok.
“Kau mau diam tidak! Atau aku akan jadi tokoh antagonis yang meracuni cairan infusmu!” seru Dylan.
“Ah jangan begitu....” goda Seiji menatap Dylan dan Lyla jail, “Memangnya siapa yang sudah kehilangan akal dan sangat panik langsung buru-buru menuju tempat Lyla disandera begitu tahu Lyla hilang?”
Lyla langsung menatap Dylan tak mengerti. Sementara Dylan bangkit, “Seiji Amano! Mati kau sekarang!”
FIN???
Sumpah... ending yang amat sangat aneh. Saya tak bisa membuat ending, jadi harap maklumi saya saudara-saudara kalau endingnya sangat ga jelas begini.
Hiks.... hiks.... berpisah dengan Dylan cs...
Aku kan bakal mau ikut ujian SNMPTN, mau fokus dulu...
Jadi serial Dylan sampai disini dulu ya! Tapi tenang saja sudah ada rencana lanjutan cerita Seiji cs...

Epilog 1:
Rifki keluar dari gedung Convinient High School. Sebelum melangkah keluar gerbang sekolah yang akan dirombak ini, ia menatapnya sekali lagi. Tersenyum pelan. Tiba-tiba handphonenya berbunyi. E-mail masuk. Dari Ketua Divisi Mata-mata:
Cutimu selesai! Aku memberimu tugas baru! Ada tranksaksi narkoba besar-besaran di daratan China utara. Tranksaksi terbesar yang pernah terendus oleh mata-mata kami. Tugas ini berat maka aku menugaskanmu sebagai mata-mata terbaik. Dan aku juga sudah mengirimkan seorang mata-mata wanita kesana, kau harus membantunya agar tak terbongkar.
Rifki mengerutkan kening. Ia sangat tak suka memiliki partner mata-mata. Terakhir ia memiliki partner mata-mata, salah satunya mengkhianatinya dan sisanya terbunuh secara mengenaskan.
Ada e-mail masuk lagi. Sebuah foto. Tertulis disitu Mai, nama seorang wanita yang akan jadi partnernya. Kemudian ia buka fotonya dan terbelalak... Ini... ini..... Nida!*
PS: Kalian akan mengerti kalau sudah membaca cerita buatan adikku.

Epilog 2:
Dylan sedang berdua dengan Seiji membereskan berkas-berkas kasus FBI. Karena Dylan akan kembali mengambil alih tugas, sementara Seiji kembali pensiun.
“Hah?! Hanya segini tugas yang berhasil kau selesaikan?” sungut Dylan melihat tipisnya berkas Seiji.
“Memang cuma segitu kasusnya!” balas Seiji tak terima, “Aku kan sibuk sama kasusmu!”
“Itu bukan kasusku! Itu kasus Lyla!” bantah Dylan.
“Sama saja! Kalian kan tunangan...”
Dylan berdecak kesal.
“Oh ya, ngomong-ngomong soal Lyla, Yi Jae mengundang kalian berdua makan malam di rumah kami yang baru,” ucap Seiji.
“Baru?! Kau pindah rumah lagi?!”
“Salah siapa aku jadi terlibat dengan FBI?”
Dylan kembali merungut kesal. Ia tiba-tiba teringat sesuatu, “Seiji... apa kau tak merasa ada yang aneh?”
Seiji menoleh, “Aneh?”
“Iya, ada yang aneh dengan istrimu...” ujar Dylan.
 “Apanya?!”
“Kehamilannya,” Dylan menatap Seiji dengan matanya yang bingung, “Tidakkah kamu memperhatikan bentuk kehamilannya sangat aneh? seperti... Yi Jae tidak benar-benar hamil....?”

So... kalian bisa tebak sendiri! Yap! Rifki akan jadi tokoh utama di cerita berikutnya! Dan Seiji akan kembali menjadi tokoh utama di cerita setelahnya! Hehehehe...